Senin, 07 November 2016
Minggu, 30 Oktober 2016
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga
Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : "Apakah pendidikan jasmani?" Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalarn kurikulum 1984, menjadi pelajaran "pendidikan jasmani dan kesehatan" (penjaskes) dalam kurikulum1994.
Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.
Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah ` hasil ' dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai. Ciri¬ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran.
Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga adalah bahwa guru kurang memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar bermain bola voli, mereka balajar keterampilan teknik bola voli secara langsung. Teknik-teknik dasar dalam pelajaran demikian lebih ditekankan, sementara tahapan penyajian tugas gerak yang disesuaikan dengan kemampuan anak kurang diperhatikan.
Guru demikian akan berkata: "kalau perlu tidak usah ada pentahapan, karena anak akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka bola dan instruksikan anak supaya bermain langsung yang sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati demontrasi temannya yang sudah mahir. Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan “kalau anda ingin anak-anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam yang paling dalam dan mereka akan bisa sendiri.
Perbedaan Antara Penjas dan Pendidikan Olahraga
Pendidikan Jasmani :
- Sosialisasi atau mendidik via olahraga
- Menekakkan perkembangan kepribadian menyeluruh
- Menenkankan penguasaan ketrampilan dasar
Pendidikan Olahraga :
- Sosialisasi atau mendidik ke dalam olahraga
- Menggunakan penguasaan ketrampilan berolahraga
- Menekankan penguasaan teknik dasar
Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara deminsi. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang terencana dan berjuang yang perlu dibina secara hati-hati dalam waktu yang diperhitungkan.
Bila orientasi pelajaran pendidikan jasmani adalah agar menguasai ketrampilan berolahraga, misalnya sepakbola, guru lebih menekankan pada pembelajaran teknik dasar dengan kreteria keberhasilan yang sudah ditentukan. Dalam hal ini guru tidak memperhatikan bagaimana agar setiap anak mampu melakukannya, sebab cara melatih teknik dasar yang bersangkutan hanya dilakukan dengan cara tunggal. Beberapa anak mungkin bisa mengikuti dan menikmati cara belajar yang dipilih guru tadi. Tetapi sebagian lain merasa selalu gagal, karena bagi mereka cara latihan tersebut terlalu sulit atau terlalui mudah.
Anak-anak yang berhasil akan merasa puas dari cara latihan tadi, dan segera menyenangi permainan sepak bola. Tetapi bagaimana dengan anak-anak lain yang kurang berhasil? Mereka akan serta merta merasa bahwa permainan sepak bola terlalu sulit dan tidak menyenangkan, sehingga mereka tidak menyukai pelajaran dan permainan sepak bola tadi. Apalagi bila ketika mereka melakukan latihan yang gagal tadi, mereka selalu diejek oleh teman-teman yang lain atau bahkan oleh gurunya sendiri. Anak-anak dalam 'kelompok gagal' ini biasanya mengalami perasaan negatif. Akibatnya, citra diri anak tidak berkembang dan anak cenderung menjadi anak yang rendah diri.
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalarn kurikulum 1984, menjadi pelajaran "pendidikan jasmani dan kesehatan" (penjaskes) dalam kurikulum1994.
Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.
Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.
Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah ` hasil ' dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai. Ciri¬ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran.
Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga adalah bahwa guru kurang memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar bermain bola voli, mereka balajar keterampilan teknik bola voli secara langsung. Teknik-teknik dasar dalam pelajaran demikian lebih ditekankan, sementara tahapan penyajian tugas gerak yang disesuaikan dengan kemampuan anak kurang diperhatikan.
Guru demikian akan berkata: "kalau perlu tidak usah ada pentahapan, karena anak akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka bola dan instruksikan anak supaya bermain langsung yang sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati demontrasi temannya yang sudah mahir. Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan “kalau anda ingin anak-anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam yang paling dalam dan mereka akan bisa sendiri.
Perbedaan Antara Penjas dan Pendidikan Olahraga
Pendidikan Jasmani :
- Sosialisasi atau mendidik via olahraga
- Menekakkan perkembangan kepribadian menyeluruh
- Menenkankan penguasaan ketrampilan dasar
Pendidikan Olahraga :
- Sosialisasi atau mendidik ke dalam olahraga
- Menggunakan penguasaan ketrampilan berolahraga
- Menekankan penguasaan teknik dasar
Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara deminsi. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang terencana dan berjuang yang perlu dibina secara hati-hati dalam waktu yang diperhitungkan.
Bila orientasi pelajaran pendidikan jasmani adalah agar menguasai ketrampilan berolahraga, misalnya sepakbola, guru lebih menekankan pada pembelajaran teknik dasar dengan kreteria keberhasilan yang sudah ditentukan. Dalam hal ini guru tidak memperhatikan bagaimana agar setiap anak mampu melakukannya, sebab cara melatih teknik dasar yang bersangkutan hanya dilakukan dengan cara tunggal. Beberapa anak mungkin bisa mengikuti dan menikmati cara belajar yang dipilih guru tadi. Tetapi sebagian lain merasa selalu gagal, karena bagi mereka cara latihan tersebut terlalu sulit atau terlalui mudah.
Anak-anak yang berhasil akan merasa puas dari cara latihan tadi, dan segera menyenangi permainan sepak bola. Tetapi bagaimana dengan anak-anak lain yang kurang berhasil? Mereka akan serta merta merasa bahwa permainan sepak bola terlalu sulit dan tidak menyenangkan, sehingga mereka tidak menyukai pelajaran dan permainan sepak bola tadi. Apalagi bila ketika mereka melakukan latihan yang gagal tadi, mereka selalu diejek oleh teman-teman yang lain atau bahkan oleh gurunya sendiri. Anak-anak dalam 'kelompok gagal' ini biasanya mengalami perasaan negatif. Akibatnya, citra diri anak tidak berkembang dan anak cenderung menjadi anak yang rendah diri.
Melalui
pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif, semua kecenderungan tadi
bisa dihapuskan, karena guru memiiih cara agar anak yang kurang terampil
pun tetap menyukai latihan memperoleh pengalaman sukses. Di samping
guru membedakan bentuk latihan yang harus dilakukan setiap anak,
kriteria keberhasilannya pun dibedakan pula. Untuk 'kelompok mampu'
kriteria keberhasilan lebih 'berat dari anak yang kurang mampu, misalnya
dalam pelajaran renang di tentukan mampu meluncur 10 meter untuk anak
mampu, dan hanya 5 meter untuk anak kurang mampu.
Dengan cara demikian, semua anak merasakan apa yang disebut "perasaan berhasil" tadi, dan anak makin menyadari bahwa kemampuannya pun meningkat, seiring dengan seringnya mereka mengulang-ulang latihan. Cara ini disebut gaya mengajar `partisipatif karena semua anak merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Untuk mencegah terjadinya bahaya lain dari kegagalan, guru pendidikan jasmani harus mengembangkan cara respons siswa terhadap anak yang gagal dan melarang siswa untuk melemparkan ejekan pada temannya.
Sumber : artikelpenjas.blogspot.com
Dengan cara demikian, semua anak merasakan apa yang disebut "perasaan berhasil" tadi, dan anak makin menyadari bahwa kemampuannya pun meningkat, seiring dengan seringnya mereka mengulang-ulang latihan. Cara ini disebut gaya mengajar `partisipatif karena semua anak merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran.
Untuk mencegah terjadinya bahaya lain dari kegagalan, guru pendidikan jasmani harus mengembangkan cara respons siswa terhadap anak yang gagal dan melarang siswa untuk melemparkan ejekan pada temannya.
Sumber : artikelpenjas.blogspot.com
Pengertian Sportivitas & Fair play
- Pengertian sportivitas
Sportivitas adalah bagian dari kepribadian, bagian dari karakter.
Sportivitas mempunyai arti orang yang melakukan olahraga harus memiliki
kejujuran dan sikap ksatria dalam bertindak dan berprilaku saat berolahraga,
seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan atau
disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu pertandingan olahraga.
Sifat sportivitas itu bisa muncul karena ada dorongan dari dalam diri
kita yang mana apabila kita melakukan tindakan anarkis atau memakai doping pada
saat pertandingan itu adalah tindakan yang salah besar. Selain itu sifat
sportivitas yang timbul pada diri kita adalah ajaran dari orang tua kita yang
diberikan kepada kita pada waktu kita kecil.
- Pengertian fair play
Fair play adalah suatu bentuk harga diri yang tercermin dari
: (1)Kejujuran dan rasa keadilan.(2)Rasa hormat kepada lawan, baik dalam
kekalahan maupun dalam kemenangan.(3)Sikap dan perbuatan ksatria, tanpa
pamrih.(4)Sikap tegas dan berwibawa, kalau terjadi bahwa lawan atau penonton
tidak berbuat fair paly.(5)Kerendahan hati dalam kemenangan, dan ketenangan /
pengendalian diri dalam kekalahan.
Dijumpai makna dalam pernyataan yakni setiap pelaksanaan
olahraga harus ditandai oleh semangat kebenaran dan kejujuran, dengan tunduk
kepada peraturan-peraturan, baik yang tersurat maupun yang tersirat (Essai de
Doctrine du Sport. Haut Comite des Sports france,1964). Dalam dokumen yang
lebih mutakhir, dalam europen Sport Charter and Code of Ethic yang diterbitkan
oleh Dewan olahraga Eropah (1993) disebutkan defenisi Fair play sebagai: “
Lebih dari sekedar bermain dalam aturan. Fair play itu menyatu dengan konsep
persahabatan dan menghormati yang lain dan slalu bermain dalam semangat sejati.
Fair play dimaknakan sebagai bukan hanya unjuk perilaku. Ia menyatu dengan
persoalan yang berkenaan dengan dihindarinya ulah penipuan, main berpura-pura
atau “main sabun”, doping, kekerasan (baik fisik maupun ungkapan kata-kata),
eksploitasi, memanfaatkan peluang, komersialisasi yang berlebih-lebihan atau
melampui batas korupsi.
sumber artikel : tugas smester 1 asas falsafah
10 Komponen Fisik
10 KOMPONEN FISIK
( 1 )
KEKUATAN
1.1Pengertian
a.
Strength
adalah segala bentuk Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam
menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja., Kekuatan adalah
kekuatan otot yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama otot
tungkai yang harus menahan berat
b.
Kekuatan
adalah kapasitas kontraksi dari otot, yang merupakan gerakan otot dari
gerakan pertamanya sampai jarak gerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan
tersebut terhadap perlawanan ; sedapat mungkin mendekat pad ketahan stress yang
maksimal.
I.2.
Bentuk Latihan
a.
Dengan
menggunakan Berat Badan Sendiri :
Ø Bench Press ( beban 80% berat badan
)
Ø Curl ( Punggung menempel pada
dinding )
Ø Press Up dengan lengan sebagai
penopang dan punggung lurus
Ø Press Up pada Ujung jari
Ø Press up slapping chest : press up
sambil memukul dada
Ø Press up clapping hands : press up
sambil bertepuk tangan.
Ø Press up with feet raised : press up
seperti latihan 1 sambil mengangkat 1 kaki.
Ø Knee raise (angkat lutut), tidur
terlentang tingkai lurus kedepan dengan kedua lengan disamping badan. Bawa
kedua lutut kedada kembalikan ke posisi semula.
Ø Sit-up
Ø Diagonal sit-up
Ø Standing squats
b.
latihan dengan kawan sebagai beban latihan
Ø
Separate Wrist
: berdiri berhadapan, pegang pergelangan tangan kawan lalu berusaha memisahkan
kedua pergelangan kawanmu.
Ø Separate Legs
Ø Clap hands : berpasangan tidur
terlentang, kepala bersentuhan dengan terentan
( 2 )
KECEPATAN
3.1.
Pengertian
a.
Speed
adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
b. Kecepatan adalah kemampuan seseorang
untuk mengerjakan gerakan secara berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam
waktu yang sesing-singkatnya.
c.
Kecepatan
adalah berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerakan dalam waktu yang
singkat.
2.
Bentuk latihan
a.
Balap
sepeda
b.
Pukulan
dalam tinju
c.
Panahan
d.
Running
Speed Drills
e.
Running on
the spot(lari di tempat, angkat lutut tinggi)
f.
Speed
Assisted Work (belari menuruni bukit)
g.
Speed
Resisted Work (berlari mendaki bukit)
h.
Speed
Endurance Work (memukul serta melompat-lompat dalam waktu yang singkat).
i.
Metode
Sprint terdiri :
Ø
Accelaration
Sprints ( meningkatkan kecepatan berlari )
Ø Hollow Sprint ( bentuk latihan
kecepatan )
Ø
Repetion sprint
( Kecepatan lari yang konstan )
( 3 )
KELINCAHAN
2.1.
Pengertian
a.
Kelincahan
adalah kemampuan bergerak cepat ke segala arah,yaitu kemampuan memulai dan
berhenti melakukan gerakan dengan cepat.
b. Kelincahan adalah berhubungan dengan
cara mengubah arah posisi tubuh dengan kecepatan dan kecepatan tinggi.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi tertentu. Seseorang yang
mampu mengubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi
yang baik.
2.2 Bentuk latihan
a. Agilty Run
b. Zig-zag Run
c. Lari Bolak-balik (shuttle Run)
d.Illionis Agility
Run
( 4 )
KESEIMBANGAN
5.1.
Pengertian
a.
Balance
adalah
strength dari seseoranguntuk mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat
pada saat berdiri ( static balance) atau pada saat melakukan gerakan ( dynamic
balance ).
b. Keseimbangan adalah kemampuann
seseorang dengan sikap mempertahankan keadaan seimbang (equilibrium) ketika
sedang diam atau sedang bergerak
c.
Keseimbangan
adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti
handstand atau mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian
terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain).
5.2.
Bentuk Latihan
a. Naik sepeda
dengan melewati balok kayu.
b. Berdiri pada balok yang berukuran 10
x 10 cm dan balok di taruh di atas permukaan air.
c. Berdiri dengan
kaki dengan mengangkat sebelah kanan atau kiri secara bergantian
( 5 )
KELENTUKAN (fleksibilitas)
4.1Pengertian
a.
Kelentukan
adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
sendi secara maksimal( range of Moverment )
b. Kelentukan adalah kemampuan
seseorang untuk meningkatkan tubuh bagian-bagian tubuh dalam suatu ruang gerak
yang seluas mungkin, tanpa mengalami cedera pada persendian dan otot di sekitar
persendian. (menurut Johnson dan Nelson 1969)
c.
Kelentukan
adalah afektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas
dengan penguluran tubuh yang luas.
4.2Bentuk
Latihan
a.
Peregangan
Statis(dengan gerak yang perlahan tetapi dilakukan terus menerus
b.
Peregangan
Balistis (peregangan yang dilakukan dengan gerak memantul-mantulkan ).Semuanya
meliputi :
Ø Leher
Ø Bahu dan dada
Ø Lengan, bahu dan dada
Ø Lengan dan bahu
Ø Otot belakang bawah (lower back)
Ø Pantat dan panggul
Ø Otot belakang bawah dan perut
Ø Otot pangkal paha
Ø Otot pangkal paha panggul paha
bagian dalam
Ø Otot paha belakang (hamstring)
Ø Otot paha depan (Quadriseps) dan
ankle.
Ø Otot paha depan dan panggul
Ø Otot betis dan tungkai bawah
( 6 )
DAYA TAHAN ( Endurance )
6.1 Pengertian
a) Daya tahan ( endurance ) adalah
Kapasitas otot melakukan kontraksi secara terus-menerus pada tingkat intensitas
sub maksimal
b) Daya tahan adalah kemampuan
seseorang untuk mempergunakan kekuatan secara maksimum yang di kerahkan dalam
waktu sependek-pendeknya. (menurut Harre D. 1986, Principles of Sport, Training
Sport, Verlag Berlin)
c) Daya tahan adalah kemampuan dan
kesanggupan otot untuk bekerja berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan.
(menurut Robbins, Power and Burgers ; 1994)
6.2 Bentuk Latihan
a. Latihan daya tahan
Aerobik Yang melipputi :
Ø Lari terus menerus untuk waktu yang
lama (long Continous running)
Bentuk latihan yang berlangsung lama dan terus menerus
ini meningkatkan kemampuan menghirup oksigen dan memungkinkan metabolisme
berlangsung lebih efesien
Ø Latihan interval (latihan dengan
metode interval)
Latihan
interval adalah metode latihan daya tahan yang biasa di pakai di berbagai
cabang olahraga seperti berenang, bersepeda, dan kebanykan olehraga permainan. Latihan
interval memiliki memiliki perbandingan periode kerja dan istirahat yang
cukup. Sebagai contoh seorang perenang dengan program latihan 10 x 100 meter
sprint dengan istirahat berenang perlahan sepanjang kolam, yang berukuran 50
meter, antara setiap jarak 100 meter sprint tersebut. Dengan latihan yang efektif periode
istirahatnya dapat di buat lebih singkat.
b. Daya Tahan Otot ( Muscular Endurance
)
c.
Merencanakan
tes daya tahan otot,seperti :
Ø Maximum Press Ups
Ø Abdominal curl Conditioning test
yaiti sit up yang progresif.
( 7 )
KETEPATAN ( Accuracy )
7.1 Pengertian
a) Akurasi adalah kemampuan untuk
mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran.dapat berupa sasaran
atau objek langsung yang harus dikenai oleh salah satu bagian tubuh.
7.2
Bentuk Latihan
a.
Bermain
Basket dengan Memasukan bola kedalam keranjang
b. Memanah,Konsentrasi dalam membidikik
anak panah dan menarik busur panahnya.
( 8 )
KOORDINASI
8.1 Pengertian
Koordinasi
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan
efisien.koordinasi ini menyatakan hubungan harmonis berbagai factor yang
terjadi pada suatu gerakanKoordinasi adalah yang berhubungan dengan kemampuan
untuk menggunakan panca indera seperti penglihatan dan pendengaran,
bersama-sama dengan tubuh tertentu di dalam melakukan kegiatan motorik dan
harmonis dan ketepatan tinggiBentuk Latihan
Ø
Naik turun
bangku mengikuti irama yang teratur sebanyak 120 kali permenit selama 5 menit.
Gunanya
untuk melatih kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik.
( 9 )
REAKSI ( Reaction )
9.1.
Pengertian
a.
Reaksi (
Reaction ) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan atau bertndak secepatnya
dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera ( Gerak penerima oleh
suatu rangsang yang datang )
b. Reaksi adalah kemampuan gerak yang
ada, pada manusia dalam melakukan aktifitas fisik dan ini merupakan wujud dari
kemampuan organ-organ tubuh memenuhi kebutuhan dan menggunakan oksigen sehingga
memungkinkan melakukan aktivitas fisik terus menerus tanpa istirahat, serta
kemampuan membuang dan menghambat bertambahnya konsentrasi asam laktat di dalam
tubuh.
9.2 Bentuk latihan
Ø Dribling bola pada permainan basket,mengoper
bola pada teman,berarti secara reflek menerima bola untuk dimasukkan kedalam
ring basket
( 10 )
POWER
10
1. Pengertian
a.
Kesanggupan
atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian untuk melakukan
penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang di hadapi tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, dan memiliki kapasitas cadangan untuk melakukan
aktifitas berikutnya. (menurut Hairy. 1989 dan Hopkins 2002)
b. Toleransi terhadap stress otot di
mana suatu otot dapat mempertahankan pada beban kerja tertentu. (menurut
Iskandar. Z. A. dan Engkos Kosasih, penerbit Akademika Pressindo, Cv.)
c.
Kemampuan
badan seoarang atlet untuk mengambil oksigen secara maksimal. (Engkos Kosasih,
Olahraga Teknik dan Program latihan.)
10.2.
Bentuk latihan
a.Sesi
latihan dasar plyometrik
Sesi
latihan inin di dahului oleh pemanasan berlangsubg 15-20 menit yang di lakukan
dengan progress latihan yang teratur dari latihan sederhana ke latihan dengan
tuntutan plyometrik yang lebih kompleks. Coba lakukan 3-5 set latihan
plyometrik dengan 8-12 repetisi yang terus menerus untuk setiap latihan,
berikan 1-2 menit istirahat anatara tiap set latihan :
a.
Standing
broad jump ( mengukur gertak eksplosif tubuh )
b.
Vertical jump (
dengan meraih titik tertinggi dengan ujung jari tangan )
c.
Medicine
Ball Throw ( mengetahui kekuatan tubuh bagian atas )
d. Hopping adalah melompat mendarat
dengan kaki yang sama, gunakan kedua kaki.
e.
Knee tuck
adalah latihan melompat dengan membawa lutut ke dada setinggi mungkin.
f.
Skipping
adalah lari angkat lutut setinggi mungkin
KELINCAHAN
Pengertian
Kelincahan :
Kelincahan adalah
kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada
waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi
tubuhnya.
Pengertian Kelincahan :
Kelincahan berasal dari kata lincah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 525) lincah
berarti
selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut
Harsono (1993 : 14) orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan
untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang
bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP (1983 : 28)
mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi
dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Dengan demikian dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa kelincahan adalah
kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan
tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena
tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Kegunaan kelincahan sangat penting
terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan. Suharno HP (1985 :33) mengatakan kegunaan
kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau
stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,
efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan :
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina
Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
1.
Tipe tubuh Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa
gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh
secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan.
Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan
mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.
2. Usia Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki
pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
2. Usia Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki
pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
3. Jenis kelamin Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak
wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.
4. Berat badan Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.
5. Kelelahan Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.
Macam-macam Latihan Kelincahan :
Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu :
1)
Lampu reaksi Tiap sudut lapangan ditempatkan lampu berwarna yang
digunakan sebagai petunjuk arah dan tempat melakukan gerakan sesuai dengan
warna yang dinyalakan. Latihan ini digunakan pada bulu tangkis.
2) Langkah kijang Digunakan pada cabang atletik. Pelaksanannya yaitu berlari menyerupai gerakan lari langkah kijang.
3) Shuttle run Pada latihan ini atlet berlari dari titik satu ke titik yang lain. Dalam latihan ini hanya dua titik yang harus dilalui atlet. Setiap kali sampai pada satu titik ketitik lain, dia harus berusaha secepatnya membalikkan diri untuk berlari menuju ke titik yang lain dengan sudut balik sebesar 1800. Dalam satu repetisi atlet berlari dari satu titik ke titik lain dan kembali ke awal. Satu set terdiri dari tiga repetisi.
4). Three corner drill Latihan kelincahan three corner drill mirip dengan boomerang run yang titiknya ada lima. Tetapi pada three corner drill titiknya hanya ada tiga, ketiga titik tersebut membentuk segitiga sama kaki dengan besar sudut 45 derajat dan sudut 90 derajat. Teknik latihan atlet berlari melingkar ketiga titik tersebut secepatnya. Dalam suatu repetisi atlet berlari dari satu ke titik yang lain dan kembali ke titik semula. Satu set terdiri dari dua repetisi. Pada set berikutnya arah lari kebalikan dari set yang mendahuluinya. Pergantian arah lari pada tiap set dalam shuttle run maupun three corner drill dimaksudkan untuk menyeimbangkan gerakan tubuh sehingga tidak terjadi kesulitan dalam berbelok arah ke kanan ataupun ke kiri pada saat melakukan tes dengan alat-alat tes dodging run .
KECEPATAN
Pengertian Kecepatan :
Kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan – gerakan yang sejenis secara berturut –
turut dalam waktu yang sesingkat – singkatnya atau kemampuan untuk menempuh
suatu jarak dalam waktu yang sesingkat – singkatnya.
DEFINISI
LATIHAN KECEPATAN
Kemampuan
untuk melakukan gerakan –gerakan sejenis secara berturut –turutdalam waktu yang
sesingkat-singkatnya, atau kemampuan kemampuan untuk menempuh suatu jarakdalam
waktu yang sangat cepat.
KONSEP LATIHAN
§ Melakukan suatu gerakan secara berturut-turut dengan waktu
yang sangat singkat.
LATIHAN
KELENTUKAN
Ø Batasan :
Kemampuan untuk bergerak dalam ruang
gerak sendi
Ø Faktor pendukung :
Luas sempitnya bentuk persendian
Elastisitas otot,tendon dan ligament
FAKTOR
PENDUKUNG KECEPATAN
§ Strenght ,reaction time,flexibility
§ Menurut BOMPA
§ Keturunan
§ Waktu reaksi
§ Kemampuan mengatasi tahanan ekternal
§ Teknik
§ Konsentrasi dan semangat
§ Elastisitas otot
BENTUK-BENTUK
LATIHAN
§ Interval training
jarak 40-60
§ Akselerasi run berlari mulai lambat makin lama makin cepat
§ Deselerasi
§ Uphill
§ Down hill
§ Hurness runn,
§ Pharacut run,
§ Partner resist,
§ Heavy slide fulls
sumber artikel : tugas semester 1
s
sumber artikel : tugas semester 1
s
Langganan:
Postingan (Atom)